Produksi: Smaradhana Pro & Sanggar Ananda Executive Producer : Intan Ophelia, Aditya Gumay & Michael Short Producer : Adenin Adlan & Seto Mulyadi Dikembangkan dari : Cerpen "Jendela Rara" karya Asma Nadia Skenario : Adenin Adlan & Aditya Gumay Sutradara : Aditya Gumay
Setelah Surga yang Tak Dirindukan sukses, kini Asma Nadia hadir kembali dengan cerita yang sederhana. Rumah tanpa Jendela, sebuah kisah sederhana yang sarat akan makna yang patut kamu pertimbangkan untuk dibaca. Rumah tanpa Jendela ini sebelumnya merupakan cerita pendek yang berjudul “Jendela Rara” yang diterbitkan dalam buku Emak Ingin Naik Haji Cinta Hingga Tanah Suci yang juga ditulis Asma Nadia pada tahun 2009. Selanjutnya, cerpen tersebut menginspirasi Aditya Gumay untuk diangkat ke layar kaca dengan judul Rumah tanpa Jendela. Film tersebut masuk dalam layar kaca pada tahun 2011 yang dibintangi Maudy Ayunda sebelum namanya mulai mewarnai layar sinema sebagai bintang utama. Kini, Rumah tanpa Jendela mempunyai kisahnya sendiri dalam bentuk novel. Kisah sederhana tentang Rara, anak yang lahir di keluarga tak berada dengan mimpi yang sederhana. “Namaku Rara. Aku tinggal di Jakarta. Di satu rumah sempit, melewati gang-gang sempit, di perkampungan yang juga penuh dengan rumah-rumah sempit. Rumah-rumah tanpa jendela.” —Rumah tanpa Jendela oleh Asma Nadia 2017, hal. 1 Mimpi Rara sederhana, Rara hanya ingin jendela. Itu saja. Ia ingin memandang ke luar rumah dengan jendela di beranda. Akan tetapi, bagaimana mungkin? Gubuk yang Rara tinggali saja sangat kecil. Dindingnya hanya terbuat dari tripleks, tidak akan sanggup untuk menahan beban kusen sebuah jendela. Selain itu, ayah Rara bahkan tidak sanggup membayar uang untuk membeli kusen jendela. Mimpi Sederhana Rara, Begitu dekat dengan Kehidupan Kita Barangkali, ketika membaca cerita ini kita bertanya-tanya “apa betul sebegitu susah membeli sebuah jendela?” yang bagi sebagian besar masyarakat metropolitan terlalu berlebihan untuk digambarkan. Asma Nadia, melalui buku ini, berusaha untuk mengajak kita untuk kembali melihat kehidupan dengan cara berbeda. Bukan seberapa banyak koleksi sepatu yang wajib kita miliki, tetapi seberapa besar kita dapat membuka mata hati, melihat kenyataan masih banyak masyarakat kita yang begitu susah bahkan sekadar untuk makan sesuap nasi. Rara hanyalah contoh kecil bahwa kehidupan yang Rara alami adalah nyata. Penggunaan latar Jakarta sebagai tempat hidup Rara semakin mengesankan betapa ketimpangan hidup betul dialami masyarakat. Cerita tentang Rara telah rilis sejak tahun 2009, akan tetapi mengapa masih begitu relevan sampai hari ini? ilustrasi lingkungan tempat Rara tinggal image from Faktanya “Pada bulan Maret 2017, jumlah penduduk miskin penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia mencapai 27,77 juta orang 10,64 persen, bertambah sebesar 6,90 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 27,76 juta orang 10,70 persen.”—data terkini dari Rara hanya meminta jendela, sedangkan berapa banyak dari kita yang masih saja mengeluh ketika gagal membeli tiket konser seharga puluhan juta dengan enteng saja. Tentu, setiap orang punya kesenangan serta pilihan hidup sendiri. Akan tetapi, ada baiknya, untuk mensyukuri nikmat hidup kadang kita perlu melihat ke bawah. Tidak melulu nikmat diukur dari banyaknya materi. Dari buku Rumah tanpa Jendela, kita akan belajar banyak hal. Salah satunya, bahwa nikmat dari rasa syukur tidaklah mahal. [Hanung W L/ Copywriter Mizanstore] Besides it is known as a prose work due to having a short-term story. The two short stories entitled "Jendela Rara'' and "Rumah Tanpa Jendela", written by Asma Nadia, attracted the author's Bukan besarnya rumah atau luas halaman dari balik pagar rendah yang memesona Rara, melainkan jajaran pot-pot cantik yang ditaruh di depan jendela-jendela besar rumah tersebut. Belum pernah Rara melihat jendela sedemikian indah. Mulai hari itu, ia punya sesuatu untuk diimpikan. Bapak dan Ibu harus tahu. Rara adalah gadis yang periang dan suka bermain. Ia dan teman-temannya suka bermain di pinggir-pinggir jalan saat istirahat mengamen, di bawah derasnya hujan, juga di pekuburan tengah kota Jakarta yang menjadi lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai gadis kecil, ia merasa tak kekurangan apa pun, apalagi orangtuanya tak pernah memarahinya seperti ibu-bapak teman-temannya. Tapi ada satu mimpi Rara yang inginsekali ia wujudkan. Sebuah mimpi sederhana, untuk memiliki jendela. Ia ingin sekali bisa tetap melihat hujan, dan tak harus menyalakan lampu ketika siang meski pintunya ditutup. Namun Rara tak tahu, keinginan sederhananya diam-diam membuat pusing orang-orang terdekatnya hingga gadis kecil itu harus membayar mahal agar mimpinya terwujud. TENTANG PENULIS Siapa yang tidak mengenal penulis terkenal Asma Nadia, nama asli dari Asma Nadia ialah Asmarani Rosalba. Asma nadia berkarir sebagai penulis, lahir pada tanggal 26 maret taun 1972 di Jakarta. Belaiu mulai tertarik pada tulis menulis saat pertama kali menciptakan lagu di sekolah dasar. Sejak saat itu ia mulkai aktif menulis cerpen, puisi, dan berbagai resensi di dunia media sekolah. Asma Nadia bersekolah di SMA 1 Budi Utomo dan melanjutkan kuliah di Intitut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian. Saat sedang sibuk dengan kuliahnya, Asma Nadia sakit sehingga mengharuskan dirinya untuk beristirahat dan tidak bisa menamatkan kuliahnya. Karya-karya Asma Nadia -Buku - Assalamualaikum, Beijing! - Salon Kepribadian - Derai Sunyi, novel yang mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara Mastera - Preh A Waiting, naskah drama dua bahasa yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta - Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen yang meraih Pena Award - Rembulan di Mata Ibu 2001, novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional - Dialog Dua Layar, novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002 -101 Dating Jo dan Kas, novel yang meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005 - Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller. - Emak Ingin Naik Haji Cinta Hingga Tanah Suci yang diadaptasi menjadi film Emak Ingin Naik Haji dan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah - Jilbab Traveler - Muhasabah Cinta Seorang Istri - Catatan Hati Bunda - Jendela Rara telah diadaptasi menjadi film yang berjudul Rumah Tanpa Jendela - Catatan Hati Seorang Istri, karya nonfiksi yang diadaptasi menjadi sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang ditayangkan RCTI - Serial Aisyah Putri yang diadaptasi menjadi sinetron Aisyah Putri The Series Jilbab In Love - Aisyah Putri Operasi Milenia - Aisyah Putri Chat On-Line! - Aisyah Putri Mr. Penyair - Aisyah Putri Teror Jelangkung Keren - Aisyah Putri Hidayah Buat Sang Bodyguard - Aisyah Putri My Pinky Moments -Karya yang ditulis bersama penulis lain - The Jilbab Traveler - Jangan Bercerai Bunda - Catatan Hati Ibunda - La Tahzan for Hijabers - Ketika Penulis Jatuh Cinta - Kisah Kasih dari Negeri Pengantin - Jilbab Pertamaku - Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman - Jatuh Bangun Cintaku - Gara-gara Jilbabku - Galz Please Don’t Cry - The Real Dezperate Housewives - Ketika Aa Menikah Lagi - Karenamu Aku Cemburu - Catatan Hati di Setiap Sujudku - Badman Bidin - S-uparman Pulang Kampung - Pu-ra-Pura Ninja - Cat-atan Hati di Setiap Sujudku - Mengejar-ngejar Mimpi - Dikejar-kejar Mimpi - Gara-gara Indonesia - Diary Doa Aisyah Putri Tentang ASMA NADIA Siapa yang tidak mengenal penulis terkenal Asma Nadia, nama asli dari Asma Nadia ialah Asmarani Rosalba. Asma nadia berkarir sebagai penulis, lahir pada tanggal 26 maret taun 1972 di Jakarta. Belaiu mulai tertarik pada tulis menulis saat pertama kali menciptakan lagu di sekolah dasar. Sejak saat itu ia mulkai aktif menulis cerpen, puisi, dan berbagai resensi di dunia media sekolah. Asma Nadia bersekolah di SMA 1 Budi Utomo dan melanjutkan kuliah di Intitut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian. Saat sedang sibuk dengan kuliahnya, Asma Nadia sakit sehingga mengharuskan dirinya untuk beristirahat dan tidak bisa menamatkan kuliahnya. Karya-karya Asma Nadia -Buku - Assalamualaikum, Beijing! - Salon Kepribadian - Derai Sunyi, novel yang mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara Mastera - Preh A Waiting, naskah drama dua bahasa yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta - Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen yang meraih Pena Award - Rembulan di Mata Ibu 2001, novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional - Dialog Dua Layar, novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002 -101 Dating Jo dan Kas, novel yang meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005 - Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller. - Emak Ingin Naik Haji Cinta Hingga Tanah Suci yang diadaptasi menjadi film Emak Ingin Naik Haji dan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah - Jilbab Traveler - Muhasabah Cinta Seorang Istri - Catatan Hati Bunda - Jendela Rara telah diadaptasi menjadi film yang berjudul Rumah Tanpa Jendela - Catatan Hati Seorang Istri, karya nonfiksi yang diadaptasi menjadi sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang ditayangkan RCTI - Serial Aisyah Putri yang diadaptasi menjadi sinetron Aisyah Putri The Series Jilbab In Love - Aisyah Putri Operasi Milenia - Aisyah Putri Chat On-Line! - Aisyah Putri Mr. Penyair - Aisyah Putri Teror Jelangkung Keren - Aisyah Putri Hidayah Buat Sang Bodyguard - Aisyah Putri My Pinky Moments -Karya yang ditulis bersama penulis lain - The Jilbab Traveler - Jangan Bercerai Bunda - Catatan Hati Ibunda - La Tahzan for Hijabers - Ketika Penulis Jatuh Cinta - Kisah Kasih dari Negeri Pengantin - Jilbab Pertamaku - Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman - Jatuh Bangun Cintaku - Gara-gara Jilbabku - Galz Please Don’t Cry - The Real Dezperate Housewives - Ketika Aa Menikah Lagi - Karenamu Aku Cemburu - Catatan Hati di Setiap Sujudku - Badman Bidin - S-uparman Pulang Kampung - Pu-ra-Pura Ninja - Cat-atan Hati di Setiap Sujudku - Mengejar-ngejar Mimpi - Dikejar-kejar Mimpi - Gara-gara Indonesia - Diary Doa Aisyah Putri n2TZFD.